Sirih Merah Sebagai Tanaman Obat Multifungsi

Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Manfaat sirih merah telah banyak dibicarakan, namun penelitian mengenai sirih merah masih sangat sedikit (Juliantina et al., 2009). Daun sirih merah secara empirik digunakan sebagai bahan obat, untuk mengobati berbagai penyakit seperti batuk, asma, radang hidung, dan radang tenggorokan (Haryadi, 2010).

Tanaman sirih-sirihan (Piper, suku: Piperaceae) banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman hias, sayuran, rempah-rempah, ramuan obat, maupun sebagai perlengkapan (uborampe) dalam upacara-upacara adat. Di dunia terdapat sekitar 700 jenis Piper, 1000 jenis, bahkan menurut Jones dan Luchsinger (1986), terdapat antara 1400 – 2000 jenis Piper dari berbagai negara. Di Pulau Jawa, terdapat sekitar 23 jenis Piper. Di Indonesia, sirih-sirihan merupakan tanaman yang populer untuk obat, antara lain: lada/merica (Piper nigrum L.) sebagai antimikroba, antihipertensi, antiasma, antiinflamasi, hepatoprotektif dan antioksidan  (Damanhouri ZA, 2014). Sirih (Piper betle L.) sebagai antidiabetes, inhibisi platelet, imunomodulator, antioksidan, dan antikanker, cabe Jawa (Piper longum L.) sebagai analgesik, antioksidan, antiinflamasi, imunomodulator, antidiabetes, dan antiasma, dan kemukus (Piper cubeba L.f.) sebagai antioksidan. Akhir-akhir ini diperkenalkan suatu jenis Piper yang oleh masyarakat dimanfaatkan selain sebagai tanaman hias, juga sebagai ramuan obat Nusantara, yaitu sirih merah.

Sirih merah merupakan tanaman asli Peru, kemudian menyebar ke beberapa wilayah di dunia, termasuk Indonesia. Sirih merah merupakan tanaman semak, batang bersulur dan beruas, dengan jarak buku antara 5-10 cm, dan pada setiap buku tumbuh bakal akar. Daun bertangkai, berbentuk ellips, acuminatus, sub acut pada basalnya dengan bagian atas meruncing, tepi rata, mengkilap atau tidak berbulu. Panjangnya 9-12 cm dan lebarnya 4-5 cm (Macbride JF, 1936).

Dalam pengobatan tradisional, sirih merah banyak dimanfaatkan untuk pengobatan hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kanker payudara, nyeri sendi, penurun dan pengontrol kadar gula darah, kosmetika, obat gangguan jantung, TBC tulang, keputihan akut, tumor payudara, antiseptik untuk mengeliminasi mikroorganisme dari kulit atau luka, misal disebabkan oleh Candida albicans. Sebagai obat kumur dapat membantu mencegah pembentukan plak gigi dan radang gusi, obat batuk ekspektoran.

Kandungan kimia daun sirih merah yaitu:

  1. Senyawa Flavonoid

Pembuktian lebih lanjut terhadap jenis flavonoid yang terdapat dalam daun sirih merah: Daniel (2010) telah berhasil mengisolasi suatu  senyawa flavonoid dari fraksi etil asetat ekstrak metanol daun. Berdasarkan data karakteristik yang diperoleh disimpulkan bahwa senyawa flavonoid tersebut adalah golongan auron. Sirih merah juga mengandung senyawa flavonol dan kuersetin (Rahmawati, 2011.)

Sebagai bahan perbandingan dapat dikemukakan bahwa: dari estrak air daun Piper sarmentosum dapat diisolasi senyawa flavonoid rutin (glikosida flavonol) dan vitexin (C-glikosida flavon).

  • Minyak Atsiri

Senyawa terpenoid yang terdeteksi dalam skrining fitokimia, sangat mungkin berasal dari minyak atsiri yang merupakan senyawa yang umum dijumpai pada marga Piper.  Menurut Batubara et al. (2011) komponen minyak atsiri sirih merah hampir sama dengan sirih (Piper betle L.), bedanya pada sirih ditemukan adanya senyawa monoterpen (champene), dan senyawa fenil propanoid (chavicol dan eugenol) yang tidak terdeteksi dalam sirih merah.

  • Alkaloid

Dalam marga Piper, lazim terdapat kandungan alkaloid, sebagai contoh: piperine (alkaloid inti piperidin) terisolasi dan teridentifikasi dalam P. nigrum L., P. longum, dan P. retrofractum Vahl. Selain itu, dijumpai pula adanya senyawa alkaloid lain dalam Piper, yaitu Cenocladamide (Dihidropiridone alkaloid) dari daun P. cenocladum (Dodson et al, 2000).

  • Senyawa Lignan dan Neolignan

Dari marga Piper telah diisolasi senyawa-senyawa lignan dan neolignan. Diantara senyawa lignan adalah: cubebin, diisolasi dari buah Piper cubeba, dan dari daun P. cernuum, hinokinin dan yatekin. Beberapa senyawa neolignan yang telah diisolasi dari marga Piper, antara lain: piperkadsin C dan fotoquinol dari P. kadsura (Kim KH, dkk., 2010)

Beberapa pustaka melaporkan bahwa sirih merah mempunyai berbagai aktivitas farmakologi, antara lain: antiinflamasi, antimikroba, antijamur, antihiperglikemik, antiproliferasi, dan antioksidan.

  1. Antiinflamasi

Beberapa jenis Piper juga menunjukkan aktivitas antiinflamasi, seperti yang dilaporkan oleh Vagashiya et al.(2007) terhadap ekstrak etanol daun Piper sarmentosum, P. argyrophyllum, P. longum, P. betle dan P. chaba. Komponen aktif antiinflamasi yang pernah dilaporkan dari ekstrak Piper antara lain: dillapiole dan dihydrodillapiole (komponen minyak atsiri) dari P. aduncum, piperovatine dan piperlonguminine (senyawa amida) dari P. ovatum Vahl.

  • Antimikroba dan Antifungi

Ekstrak etanol daun sirih merah terbukti mempunyai efek anti bakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 35218, masing-masing pada Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) 25% untuk S. aureus dan 6% untuk E. coli (Juliantina et al, 2009). Mutmainnah (2013) membuktikan bahwa ekstrak daun Sirih merah 12,5% dapat memperbaiki gambaran histopatologi luka insisi kulit tikus putih yang terinfeksi S. aureus. Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan data jumlah neutrofil, makrofag, fibroblas, angiogenesis serta kepadatan kolagen.

Rizky (2012) melaporkan bahwa ekstrak etanol daun Sirih merah pada kepekatan 40% v/v memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan fungi Candida albicans ATCC 10231 paling efektif dibanding dengan kepekatan yang lain, dengan lebar daya hambat tertinggi (13,3 mm).

  • Antihiperglikemik

Dekokta daun sirih merah segar dengan takaran 3,22 dan 20 g/kgBB perhari selama 10 hari, masing-masing mampu menurunkan kadar glukosa darah (pengukuran menggunakan glukometer elektronik) tikus Sprague Dawley diabetik aloksan (takaran 150 mg/kgBB, ip), sebesar 23,61 dan 37,41%. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dekok daun Sirih merah segar bersifat antihiperglikemik dan khususnya pada takaran 3,22 mg/kgBB mampu menurunkan berat badan tikus diabetik aloksan (Safithri dan Fahma, 2008)

  • Antiproliferasi

Wicaksono (2009) membuktikan bahwa ekstrak metanol daun P. crocatum Ruiz & Pav. mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara manusia (T47D) in-vitro, melalui mekanisme penghambatan fosforilasi p44/p42. Tidak teramati adanya sel apoptosis. Sel T47D ditumbuhkan dan dipelihara dalam medium DMEM, dengan tambahan beberapa suplemen.

  • Antioksidan

Rachmawati dan Ciptati (2011) membuktikan bahwa ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol daun Sirih merah bersifat antioksidan, masing-masing dengan harga IC50 sebesar 94,63; 127,74 dan 134,29 ppm.

DAFTAR PUSTAKA

Batubara I, Rahminiwati M, Darusman LK, Mitsunaga T. 2011. Tyrosinase activity of Piper betle and Piper crocatum essential oil. Proceeding of The International Conference on Basic Science.

Damanhouri ZA, Ahmad A. 2014. A Review on therapeutic potential of Piper nigrum L. (Black Pepper): The king of spices. Medicinal & Aromatic Plants.

Daniel. 2010. Isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid pada fraksi etil asetat dari daun tumbuhan sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.). Mulawarman Scientiae.

Dodson CD, Dyer LA, Searcy J, Wright Z, Letourneau DK. 2000. Cenocladamine, a dihydropyridone alkaloid from Piper cenocladum. Phytochemistry.

Jones SB, Luchsinger AE. 1986. Plant systematics, 2nd Ed., New York: McGraw-Hill Publishing Co, USA.

Juliantina F, Citra DA, Nirwani B, Nurmasitoh T, Bowo ET. 2009. Manfaat sirih merah (Piper crocatum) sebagai agen antibakterial terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. JKKI.

Kim KH, Choi JW, Ha SK, Kim SY, Lee KR. 2010. Neolignans from Piper kadsura and their antineuroinflammatory activity. Bioorg. Med. Chem. Lett.

Macbride JF, Dahlgreen BE. 1936. Flora of Peru, part II Chicago: USA.

Mutmainnah A. 2013.Pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap gambaran histopatologi luka insisi kulit tikus putih yang terinfeksi Staphylococcus aureus. Karya ilmiah FKH, Universitas Airlangga, Surabaya.

Rahmawati IS, Ciptati. 2011. Isolasi senyawa antioksidan dari daun sirih merah (Piper crocatum). Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains, Bandung-Indonesia.

Rizky OR. 2012. Uji daya antifungi ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap Candida albicans ATCC 10231 secara in vitro. Karya ilmiah FK, UMS, Surakarta.

Safithri M, Fahma F. 2008. Potency of Piper crocatum decoction as an antihyperglycaemia in rat strain sprague dawley. Journal of Biosciences.

Vagashiya Y, Nair R, Chanda S. 2007. Investigation of some piper species for anti-bacterial and anti-inflammatory property. Inter. J. Pharmacol.

Tinggalkan Balasan