Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman berkhasiat obat, tetapi tidak banyak tanaman obat yang dimiliki dapat menjadi kebanggan Indonesia. Jika dilihat dari sisi bisnis, produk herbal sangat menjanjikan, selain permintaan pasar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, tidak adanya dampak sampingan ketika mengonsumsi tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan penyakit ini menjadikan nilai tambah bagi penggunanya (Astuti, 2008).
Jenis tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat berupa pohon, perdu, liana, epifit, dan herbal. Sebanyak 49 jenis pohon penghasil kayu komersil merupakan jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat (Zuhud, 1997). Salah satu obat tradisional yang berpotensi dalam mengatasi diare adalah karamunting.
Hasil penelitian menunjukkan daun karamunting mengandung senyawa golongan fenol, flavonoid, saponin, tannin, steroid, dan triterpenoid (Dwicahmi, 2015). Beberapa senyawa organik dari daun karamunting telah diisolasi antara lain senyawa golongan flavon glikosida seperti myrisetin-3-O-α-L-rhamnoshida dan golongan ellagitannin seperti 2,3-heksahidrosksidifenol-D-glukosa (Hou et al., 1999). Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air mempunyai aktivitas antara lain sebagai antimikroba, antioksidan, antibakteri, antijamur, antivirus, hepatoprotektif, antiinflamasi, dan antidiabetes (Tapas et al., 2008).
Menurut Napisah et al. (2011). M. malabathricum atau karamunting dipakai sebagai obat tradisional untuk diare, mempercepat penyembuhan luka, menurunkan tekanan darah tinggi, mengobat kencing manis, mencegah bekas cacar air, dan menyembuhkan ambeien. Ekstrak daun karamunting memiliki aktivitass antioksidan yang besaar (Lavanya et al., 2012).
Antioksidan didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk senyawa nonradikal bebas yang tidak reaktif dan relatif stabil (Djamil dan Anelia, 2009). Namun, aktivitas antimikroba ekstrak daun karamunting terhadap bakteri penyebab diare harus diteliti lebih lanjut.
Sumber :
Penulis : Michelle
Astuti, J., 2008. Aktivitas Antiokasidan Dari Ekstrak Daun Tahongai( Kleinhovia hospita). Skripsi Sarjana Kehutanan. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda.
Dwicahmi, Prisa. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Vibrio Cholerae Secara In Vitro. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 3 (1).
Tapas, A.R., Sakarkar, D.M., & Kakde, R.B. 2008. Flavonoids as Nutraceuticals. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 7(3), 1089-1099.
Zuhud, E.A.M. 1997. Mencari Nilai Tambah Potensi Hasil Hutan Non Kayu Tumbuhan Obat Berbasiskan Pemberdayaan Masyarakat Tradisionnal Sekitar Hutan. Makalah Seminar Tentang Mencari Nilai Tambah Potensi Hasil Hutan Non Kayu Untuk Tanaman Obat. Cisarua, Bogor 27 Maret 1997.