Teh rosella diberikan sebanyak 3 serving per harinya selama 6 minggu, setiap serving teh rosella mengandung 1,25 g rosella per 240 mL air. Setelah 6 minggu, teh rosella berhasil menurunkan tekanan darah sistolik secara signifikan. Hasil ini didukung oleh penelitian lainnya oleh Aris (2014) yang melakukan percobaan tentang pengaruh seduhan teh rosella pada 20 orang pasien hipertensi dengan rata-rata umur ≥60 tahun di Baturaden, Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tekanan sistolik sebelum intervensi sebesar 162 mmHg dan sesudah intervensi sebesar 149,75 mmHg serta rata-rata tekanan diastolik sebelum intervensi sebesar 100 mmHg dan sesudah intervensi sebesar 90,50 mmHg.
Langkah awal dari pembuatan teh bunga rosella adalah sortasi, pencucian, dan pembersihan bunga rosella dari kotoran. Selanjutnya, bunga rosella dikeringkan dengan suhu 60oC selama 60 menit menggunakan cabinet dryer. Setelah itu, teh bunga rosella sudah dapat diseduh dan dikonsumsi (Lukman et al., 2018). Suhu pengeringan dalam pembuatan teh rosella tidak boleh terlalu tinggi dan waktu pengeringan juga tidak boleh terlalu lama. Semakin lama pengeringan, maka aktivitas antioksidan semakin menurun. Pada suhu pengeringan yang tinggi senyawa antioksidan yang berfungsi pada teh rosella akan mengalami kerusakan, sedangkan sebaliknya, apabila suhu pengeringan rendah, maka akan didapatkan aktivitas antioksidan yang baik (Satriadi et al., 2015).
Teh herbal bunga rosella juga dapat dibuat dengan cara pencampuran dengan bahan lain untuk menambah atau meningkatkan khasiatnya, seperti seledri yang memiliki aktivitas apigenin dan telah terbukti sebagai penurun tekanan darah pada hewan uji dengan hipertensi esensial (Mun’im et al., 2008) atau lidah buaya yang dapat mengobati berbagai penyakit, berperan sebagai antiinflamasi, antijamur, antibakteri, dan dapat mengontrol tekanan darah, regenerasi sel, dan juga dapat berfungsi sebagai nutrisi pendukung bagi penderita HIV (Widodo dan Budhiarti, 2006; Lukman et al., 2018).
Aktivitas antioksidan teh kulit lidah buaya dan rosella berkisar antara 45,92% sampai 55,98%. Semakin tinggi konsentrasi rosella yang ditambahkan, maka aktivitas antioksidan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena antosianin, senyawa antioksidan yang terdapat dalam kelopak bunga rosella, yang terekstrak juga akan semakin besar pula. Rosella mengandung antioksidan yang tinggi, yaitu 99,05% (Winarti et al., 2015). Selain itu, berdasarkan penelitian Artini et al. (2017), konsumsi teh rosella dan alpukat dapat mendukung penurunan kolesterol pada pasien yang menkonsumsi obat simvastatin untuk menurunkan kolesterol.
PENULIS
Nastasya Putrinda Editha