Kumis Kucing Sebagai Alternatif Obat Antidiabetes (page 3)

Saat ini O. stamineus menjadi salah satu tanaman obat tradisional yang sering digunakan di Asia Tenggara untuk mengobati beberapa penyakit. Di Indonesia tanaman ini sering digunakan untuk mengobati reumatik, diabetes, hipertensi, tonsillitis, epilepsy,
kelainan menstruasi, gonorrhea, sifilis, batu empedu, dan batu ginjal. Di Vietnam, tanaman ini digunakan untuk mengobati batu saluran kemih, edema, influenza, hepatitis, batu empedu, dan penyakit kuning. Sedangkan di Myanmar tanaman ini digunakan untuk mengobati diabetes dan penyakit saluran kemih.

https://www.freepik.com/free-photo/hand-holding-blood-glucose-meter-measuring-blood-sugar-background-is-stethoscope-chart-file_1193175.htm#fromView=search&page=1&position=6&uuid=a427ff12-9b89-452e-acc2-db2fc14c2ec5

Daun O. stamineus mengandung orthosiphon glukosa, minyak atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, garam kalium dan myonositol. Beberapa zat ini di dalam tanaman lain memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa ekstrak dari tanaman O. stamineus memiliki aktivitas hipoglikemik atau antihiperglikemik yang signifikan terhadap tikus normal dan tikus diabetes. Penelitian sebelumnya oleh Sriplang dkk. dilakukan
untuk mengivestigasi efek dari O. stamineus terhadap konsentrasi glukosa plasma dan profil lipid pada tikus normal dan tikus diabetes yang diinduksi streptozosin. Pada tes toleransi glukosa oral, ekstrak O. stamineus secara signifikan menurunkan konsentrasi glukosa plasma dari tikus dengan kadar glukosa darah normal maupun tikus diabetes tergantung pada dosis yang diberikan. Jumlah pemberian ekstrak O. stamineus sebanyak 1.0 g/kg paling efektif menurunkan konsentrasi glukosa plasma dan respon ini memiliki efektivitas yang mendekati efek terapi glibenklamid (5 mg/kg).

https://www.jawapos.com/kesehatan/013458075/7-manfaat-kumis-kucing-untuk-mengobati-berbagai-penyakit-mulai-dari-peradangan-sendi-hingga-kanker

Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Mariam dkk. dengan konsentrasi pemberian ekstrak O. stamineus 200-1000 mg/kg. Setelah dilakukan pengulangan pemberian ekstrak secara oral setiap hari selama 14 hari, terjadi penurunan konsentrasi glukosa plasma secara signifikan dari tikus diabetes pada hari ke-7 dan ke-14.

Selain itu, tikus diabetes yang diberikan ekstrak memiliki konsentrasi trigliserida yang lebih rendah, serta terjadi peningkatan konsentrasi kolesterol HDL secara signifikan dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi ekstrak. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rao dkk. Dengan menggunakan ekstrak akar O. stamineus menunjukkan bahwa pada pemberian ekstrak dengan kadar 800 mg/kg secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa darah dan tidak ada perbedaan yang signifikan (p <0,05) dengan efek antihiperglikemik glibenklamid.

Pada penelitian ini dijelaskan bahwa enzim glukoneogenik hati, glukosa 6-fosfatase (G6P), meningkat secara signifikan pada tikus diabetes. Enzim ini turut berkontribusi terhadap peningkatan sintesis glukosa dari hati pada tikus diabetes. Pengobatan dengan ekstrak O. stamineus telah secara signifikan mengurangi tingkat G6P melalui jalur aktivasi glukoneogenesis atau penghambatan glikolisis sehingga mampu menurunkan kadar glukosa darah.

https://kaltimtoday.co/dari-obati-diabetes-hingga-asam-urat-berikut-manfaat-kumis-kucing-bagi-kesehatan

Mekanisme kerja dari ekstrak O. stamineus yaitu dengan mempercepat keluarnya glukosa dari sirkulasi melalui peningkatan kerja jantung, filtrasi, dan ekskresi ginjal sehingga produksi urin meningkat yang kemudian meningkatkan laju ekskresi glukosa melalui ginjal sehingga kadar glukosa dalam darah menurun. Salah satu pendekatan terapi untuk mengobati diabetes adalah untuk menurunkan hiperglikemia postprandial dengan cara menghambat penyerapan glukosa melalui penghambatan enzim penghidrolisis karbohidrat, α-amilase dan α-glukosidase, dalam saluran pencernaan. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa senyawa-senyawa yang ditemukan dalam ekstrak O.

Stamineus (sinensetin, fenolat, flavonoid dan glikosidanya) berperan sebagai inhibitor α-glukosidase dan α-amilase yang efektif. Selanjutnya, penelitian oleh Mohamed dkk. menyimpulkan bahwa ekstrak etanol 50% dari O. stamineus memberikan efek penghambatan pada α-glukosidase dan α-amilase.

Stamineus atau tanaman kumis kucing dapat dijadikan sebagai salah satu pengobatan alternatif untuk mengobati dan mencegah komplikasi penyakit DM. Pengobatan alternatif dengan memanfaatkan tanaman herbal dapat memberikan manfaat tersendiri dari
segi ekonomisnya. Selain itu, efek yang dihasilkan pun tak kalah dari agen-agen hipoglikemik oral sintetis lainnya selama tetap memperhatikan frekuensi dan dosis pemberian.

Penulis : Jafar

Tinggalkan Balasan