Stamina dan daya tahan tubuh sangat penting dalam semua kondisi. Stamina yang kuat akan membuat tubuh dapat bertahan terhadap serangan penyakit. Sebaliknya, stamina yang lemah akan membuat kita rentan terkena penyakit ataupun memiliki daya tahan tubuh rendah. Stamina merupakan kekuatan dan energi fisik seseorang yang memungkinkan dapat bertahan dalam bekerja atau dalam kesehatan tubuh. Menurut Sukadiyanto, et al (2011),
Sebuah kabupaten di Jawa Tengah yakin Wonosobo, tumbuh sebuah tanaman menyerupai ginseng yang bernama purwaceng yang berfungsi untuk meningkatkan dan mempertahankan stamina tubuh seseorang. Selain itu, juga tumbuh tanaman carica yang segar dan memiliki enzim papain yang berfungsi untuk mempermudah pencernaan protein. Minuman suplemen berenergi yang berfungsi untuk meningkatkan stamina adalah dengan menggabungkan purwaceng dan carica (Purica) yang bersifat herbal dan tanpa mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.
Purwaceng merupakan tumbuhan herbal dari genus Apiaceae, khasiatnya dapat meningkakan stamina bagi seseorang. Purwaceng digunakan sebagai obat penambah stamina atau obat aprodisiak (obat kuat) yang dikenal secara turun temurun oleh masyarakat sekitar Dieng. Purwaceng banyak ditemukan di pengunungan dengan ketinggian 2000-3000 meter di atas permukaan laut. Penyebaran tanaman ini hanya di daerah Jawa meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Purwaceng memiliki khasiat yang identik dengan tanaman ginseng dalam memberikan tambahan energi atau stamina bagi tubuh.
Senyawa aktif pada Purwaceng banyak terdapat pada akar. Akarnya mempunyai sifat diuretika yang berkhasiat dapat meningkatkan atau menambah stamina. Senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tannin, dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh serta memperlancar peredaran darah. Purwaceng mengandung komponen kimia berkhasiat antara lain, kelompok at-siti terdiri germacrene, β- Besabolene, β- Cayophylline, α- Humulene dan Carvacrol, kelompom steroid terdiri dari sitosterol, stigmasterol, stigmasta-7,16 dien-3-ol, dan stigmasta-7, 25 dien-3-ol, kelompok furanokumarin terdiri dari xanthotoxin dan bergapten, serta mengandung vitamin E. Simplisia purwoceng baik akar maupun batang kaya akan komponen kimia yang berfungsi dapat meningkatkan stamina tubuh, sedangkan kelompok kimia yang berfungsi sebagai afrodisiak adalah steroid (Rahardjo, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Arief. 2001. Senyawa Bioaktif Golongan Kumarin Artemisia sacrorum Ledeb. Bogor: Jurusan Kimia FMIPA IPB.
Darwati, Ireng dan Roostika, Ika. 2006. Status Penelitian Purwaceng (Pimpenella alpina Molk) di Indonesia. Buletin Plasma Nutfah Vol. 12 No. 12.
Hidayat S. 2000. Potensi dan prospek pepaya gunung (Carica pubescens Lanne & K. Koch) dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Di dalam Seminar Sehari Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menjadi Ketahanan Pangan dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Prosiding seminar; Bogor, 5 November 2000. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI Bogor. hlm 89-95.
Rahardjo M. 2010. Tanaman Obat Afrodisiak. Di dalam: Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Volume 16 Nomor 2. Bogor: Pengembangan Tanaman Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Sukadiyanto & Muluk, Dangsina. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: Lubuk Agung.