Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daging hipokotil (caudex). Pada bagian hipokotil terdapat domatia atau labrin atau labirin yang dihuni semut. Kandungan zat – zat bermanfaat yang telah diketahui yang terdapat di dalam sarang semut diantaranya adalah zat antioksidan, zat inhibitor xanthine oxidase, flavonoid, tanin, tokoferol, dan polisakarida.
Disamping zat tersebut terdapat juga multimineral berupa kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor, dan magnesium (Natural, 2006). Secara umum, kegunaan tanaman obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimia yang dimiliki. Flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme bakteri atau virus, selain itu favonoid juga bertindak sebagai antioksidan yang dapat membentuk mekanisme pertahanan sel terhadap kerusakan radikal bebas. Senyawa fenol dalam tannin bersifat adstrigensia atau pengelat, mempunyai daya antiseptic.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa di dalam tumbuhan sarang semut terkandung flavonoid yang cukup tinggi dimana terkandung lima flavonoid yaitu kaempferol, luteolin, rutine, quercetin dan apigenin. Flavonoid pada tanaman sarang semut dinilai sebagai zat antioksidan yang bersifat kuat karena kemampuan untuk memberikan hidrogen atau electron untuk membentuk radikal intermediet yang stabil (Wang dkk, 2007).
Tanaman ini juga mengandung senyawa tanin,polifenol, dan glikosida Secara empiris sarang semut telah terbukti dapat menyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, seperti kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migrain, rematik, gangguan fungsi ginjal, prostat dan leukemia (Huxley, 1993). Penyakit yang paling ditakuti adalah penyakit degeneratif seperti kanker, pertama karena biaya pengobatannya yang mahal dan tidak ada jaminan bagi penderitanya untuk sembuh secara total atau sewaktu – waktu dapat kambuh kembali.
PENULIS :
Amel Daniela